Andriansyah - Menyoroti SDM dan SDA Kabupaten Bungo untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Andriansyah - Menyoroti SDM dan SDA Kabupaten Bungo untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Andriansyah: Menyoroti SDM dan SDA Kabupaten Bungo untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Posted on

BUNGO, NUSADAILY.ID – Andriansyah, S.E., M.Si, atau yang akrab disapa Aa Andri, adalah tokoh politik, akademisi, dan figur masyarakat yang dihormati di Provinsi Jambi, khususnya di Kabupaten Bungo. Kedekatannya dengan berbagai lapisan masyarakat, dari generasi tua hingga muda, menjadikannya sebagai sosok yang sering menjadi rujukan dalam berbagai diskusi seputar kepemimpinan dan pembangunan daerah.

Dalam wawancara eksklusif dengan redaksi Nusa Daily pada Minggu (16/03/2025), Andriansyah membahas secara mendalam fenomena kepemimpinan politik serta pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Bungo. Menurutnya, kesadaran politik masyarakat dan para pemimpin daerah masih perlu ditingkatkan agar pembangunan dapat berjalan optimal.

Politik dan Peran Pemimpin dalam Pembangunan

Menurut Andriansyah, politik bukan sekadar ajang memenangkan suara dalam Pemilu atau Pilkada, tetapi harus dijadikan alat untuk membangun daerah secara strategis. Seorang pemimpin, kata dia, harus mampu merancang perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang untuk memastikan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

“Perencanaan pembangunan harus dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar memahami kondisi SDA dan SDM di daerahnya. Setiap daerah memiliki karakteristik unik yang perlu dikelola secara bijak,” tegasnya.

Sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Mandiri Muara Bungo dan pemimpin Universitas Muara Bungo, Andriansyah sangat menaruh perhatian pada kualitas pendidikan dan pengalaman calon pemimpin daerah. Ia menekankan bahwa pendidikan dan pengalaman adalah dua faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu kepemimpinan.

Tantangan SDA dan Pertambangan di Kabupaten Bungo

Dalam diskusi, Andriansyah juga menyoroti persoalan pengelolaan SDA, khususnya terkait pertambangan. Ia mengingatkan bahwa Kabupaten Bungo memiliki potensi besar dalam sektor pertambangan batu bara dan emas, yang sayangnya belum dikelola dengan baik.

“Saat ayah saya, Zulfikar Ahmad, menjabat sebagai Bupati Bungo (2001–2011), ada kebijakan strategis berupa Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) yang membuka peluang investasi di sektor ini. Namun, setelah beliau tidak menjabat, banyak pertambangan ilegal bermunculan, termasuk pertambangan emas tanpa izin yang marak di beberapa wilayah seperti Bathin III Ulu, Limbur Lubuk Mengkuang, dan Pelepat,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa pemerintah daerah seharusnya mengusahakan legalisasi pertambangan rakyat dengan mengajukan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) daripada hanya menindak secara hukum. “Jambi, termasuk Bungo, memiliki kekayaan SDA yang luar biasa. Pemerintah harus mendorong pengelolaan SDA yang legal dan memberikan manfaat bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Program Bantuan Harus Berbasis Kemandirian

Lebih lanjut, Andriansyah mengkritisi beberapa program bantuan sosial di Jambi, seperti Program Dumisake (Dua Miliar Satu Kecamatan) yang bertujuan mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan SDM. Menurutnya, program semacam ini seharusnya dirancang untuk memberikan keterampilan dan peluang ekonomi bagi masyarakat, bukan sekadar bantuan tunai.

“Kita tidak boleh hanya memberi ‘ikan’, tetapi harus memberikan ‘kail’, ‘jaring’, atau ‘lukah’ agar masyarakat bisa mandiri. Sama halnya dengan program Gerakan Dusun Membangun (GDM) di Kabupaten Bungo, yang seharusnya tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga membangun kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada,” ungkapnya.

Kepemimpinan Desa dan Optimalisasi SDM

Selain itu, Andriansyah juga menyoroti pentingnya kualitas kepemimpinan di tingkat desa atau dusun. Ia menyarankan agar syarat pendidikan minimal Strata 1 (S1) diberlakukan bagi calon kepala desa (Datuk Rio di Kabupaten Bungo), untuk memastikan bahwa mereka memiliki wawasan dan kapasitas yang cukup dalam mengelola pemerintahan desa.

“Desa adalah fondasi utama negara. Jika desa dikelola dengan baik, maka pembangunan daerah akan berjalan lancar. Sayangnya, masih banyak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tidak berkembang optimal karena kurangnya pemahaman dan bimbingan dari pemerintah daerah,” katanya.

Ia juga mengibaratkan bahwa pemerintahan desa saat ini seperti smartphone canggih yang digunakan oleh orang yang belum memahami fungsinya secara maksimal. “Akibatnya, hanya fitur-fitur dasar yang digunakan, sementara banyak potensi lain yang terabaikan,” tambahnya.

Peran Akademisi dan Pengusaha Lokal

Andriansyah juga menyayangkan kurangnya pemanfaatan potensi SDM lokal, baik dari kalangan akademisi maupun pengusaha. Ia menilai bahwa pemerintah daerah masih lebih sering mengandalkan pihak luar daripada memanfaatkan sumber daya yang ada di Jambi.

“Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi SDM dan SDA di daerahnya, lalu mengoordinasikan semua elemen tersebut menjadi kekuatan yang utuh. Salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan adalah bekerja sama dengan anggota DPR-RI yang berasal dari Jambi, terutama yang berada di komisi-komisi terkait pembangunan daerah, seperti infrastruktur, pertambangan, pertanian, dan pendidikan,” paparnya.

Mendorong Pendidikan Tinggi dan Pemanfaatan CSR

Sebagai praktisi pendidikan, Andriansyah menekankan pentingnya peningkatan angka lulusan pendidikan tinggi di Jambi. Ia mendorong agar pemerintahan desa/dusun menyediakan beasiswa bagi warganya yang kurang mampu, serta memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan yang beroperasi di wilayah mereka.

“CSR seharusnya dikelola secara transparan dan diarahkan untuk mendukung pendidikan dan pengembangan ekonomi desa. Dengan cara ini, kita bisa membangun SDM unggul yang siap mengelola potensi daerah,” pungkasnya.

Kesimpulan

Dalam wawancara ini, Andriansyah menegaskan bahwa Kabupaten Bungo memiliki potensi besar dalam hal SDA dan SDM. Namun, untuk memanfaatkannya secara optimal, dibutuhkan kepemimpinan yang visioner, perencanaan yang matang, serta kebijakan yang berpihak pada pembangunan berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pengusaha lokal, Bungo dapat berkembang menjadi daerah yang lebih maju dan mandiri.

1 comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *