JAMBI, NUSADAILY.ID – Momen Ramadan dan Lebaran selalu menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi di Indonesia. Setiap tahunnya, peningkatan konsumsi selama periode ini memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional maupun daerah. Namun, pada Lebaran 2025, dinamika ekonomi diprediksi mengalami tantangan yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Peran Lebaran dalam Perekonomian Nasional
Momentum mudik dan libur Lebaran secara historis berdampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga. Sektor konsumsi ini menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam hal:
- Makanan dan minuman
- Pakaian dan perlengkapan
- Transportasi
- Hotel dan restoran
Ketiga sektor tersebut menyumbang sekitar 25% dari total konsumsi rumah tangga selama periode Lebaran. Lonjakan permintaan ini berkontribusi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kuartalan. Bahkan, perputaran uang saat mudik Lebaran bisa meningkat hingga 10%, menciptakan efek domino positif bagi berbagai sektor usaha di daerah.
Prediksi Perputaran Uang pada Lebaran 2025
Berdasarkan proyeksi, perputaran uang selama Ramadan dan Lebaran 2025 diperkirakan mencapai Rp180 triliun. Angka ini menunjukkan kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana total transaksi ekonomi saat Lebaran 2024 tercatat sebesar Rp157,3 triliun.
Namun, meskipun jumlah uang tunai yang disediakan Bank Indonesia (BI) mencapai Rp180,9 triliun, realisasi perputaran uang di masyarakat kemungkinan lebih rendah akibat beberapa faktor, seperti:
- Penurunan Jumlah Pemudik
Mobilitas masyarakat selama Lebaran 2025 diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dapat mengurangi peredaran uang di berbagai daerah yang biasanya diuntungkan oleh arus mudik. - Perubahan Pola Konsumsi
Perubahan gaya hidup dan preferensi belanja masyarakat turut berpengaruh terhadap pola konsumsi Lebaran. Digitalisasi dan belanja online semakin mendominasi, yang bisa mengurangi dampak langsung konsumsi di daerah. - Menurunnya Daya Beli
Faktor ekonomi makro, seperti inflasi dan ketidakpastian ekonomi global, dapat menekan daya beli masyarakat. Akibatnya, perputaran uang tidak seoptimal yang diharapkan.
Dampak Ekonomi di Sektor Usaha
Meskipun menghadapi tantangan, beberapa sektor usaha tetap diprediksi mendapat keuntungan besar dari perayaan Lebaran, antara lain:
- Sektor Akomodasi dan Kuliner
Hotel, restoran, dan usaha kuliner diperkirakan akan mengalami lonjakan permintaan. Pengusaha di sektor ini perlu menerapkan strategi promosi yang menarik untuk menarik minat para pemudik agar membelanjakan uangnya di daerah asal mereka. - Transportasi dan Pariwisata
Sektor transportasi, baik darat, laut, maupun udara, tetap akan mengalami lonjakan permintaan, terutama bagi mereka yang tetap melakukan perjalanan mudik. Destinasi wisata lokal juga bisa mendapatkan manfaat jika dikelola dengan baik.
Strategi Pemerintah dalam Menggerakkan Ekonomi
Untuk mengoptimalkan dampak ekonomi Lebaran 2025, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan stimulus ekonomi, di antaranya:
- Optimalisasi Penyaluran Bansos
Pemerintah mempercepat pencairan bantuan sosial untuk meningkatkan daya beli masyarakat sebelum Lebaran. - Diskon Harga Tiket Pesawat dan Tarif Jalan Tol
Subsidi dan diskon tiket transportasi diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemudik yang bepergian ke daerah asalnya. - Program Diskon Belanja dan Wisata Lebaran
Berbagai program diskon untuk produk kebutuhan pokok dan destinasi wisata bertujuan mendorong konsumsi masyarakat selama libur Lebaran. - Stabilisasi Harga Pangan
Pemerintah melakukan pengendalian harga bahan pokok agar inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat tidak terdampak secara negatif. - Pencairan THR bagi ASN dan Karyawan Swasta
Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) lebih awal diharapkan dapat meningkatkan perputaran uang di masyarakat.
Kesimpulan
Momen Lebaran 2025 tetap menjadi peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, meskipun dihadapkan pada tantangan seperti penurunan jumlah pemudik dan daya beli masyarakat yang melemah. Dengan strategi yang tepat, baik dari sisi pemerintah maupun pelaku usaha, diharapkan geliat ekonomi tetap terjaga dan mampu berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.
- Opini : Dr. Noviardi Ferzi
- Editor : Redaksi/*****
1 comment