Site icon Nusa Daily

Tantangan Besar Walikota Jambi: Infrastruktur, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat

Tantangan Besar Walikota Jambi- Infrastruktur, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat

Tantangan Besar Walikota Jambi- Infrastruktur, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat

Jambi, NusaDaily.id – Menjadi pemimpin daerah bukanlah tugas yang mudah. Walikota Jambi dan Wakil Walikota Jambi yang baru, Dr. dr. H. Maulana, MKM, dan Diza Alzosha, SE, MA, menghadapi berbagai tantangan dalam periode 2024-2029. Mulai dari peningkatan pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, pengelolaan anggaran, hingga kesejahteraan masyarakat, semuanya harus ditangani dengan strategi yang matang.

Baca Juga

Tantangan Anggaran untuk Walikota Jambi

Salah satu tantangan utama adalah pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pada tahun anggaran 2025, total pendapatan daerah diproyeksikan mencapai Rp1,891 triliun, sementara total belanja daerah sebesar Rp1,942 triliun. Artinya, terdapat defisit anggaran sebesar Rp50 miliar yang harus ditutup melalui pembiayaan daerah.

Efisiensi anggaran menjadi perhatian utama, terutama setelah Presiden Prabowo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang penghematan belanja APBN dan APBD. Walikota Jambi harus mencari solusi untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah (PAD) tanpa membebani masyarakat.

Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Untuk meningkatkan PAD, pemerintah kota harus menerapkan strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah. Upaya seperti digitalisasi pajak melalui pembayaran PBB dan retribusi parkir secara online dapat meningkatkan transparansi dan mencegah kebocoran pendapatan. Selain itu, menarik investor ke Kota Jambi juga menjadi strategi yang efektif.

Namun, kebijakan pajak dan retribusi harus seimbang. Jika tarif terlalu tinggi, masyarakat akan terbebani. Sebaliknya, jika terlalu rendah, target PAD sulit tercapai. Pemerintah perlu memastikan bahwa sistem perpajakan yang diterapkan tidak menghambat pertumbuhan ekonomi lokal.

Banjir: Masalah Klasik Kota Jambi

Banjir masih menjadi permasalahan serius bagi Kota Jambi. Curah hujan tinggi pada Februari 2025 menyebabkan banjir di 18 titik kota, merendam permukiman, sekolah, hingga fasilitas umum seperti Lapas Kota Jambi dan SPBU.

Anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan banjir sering kali tidak menyentuh akar permasalahan. Perbaikan drainase, pembangunan embung, serta normalisasi sungai harus menjadi prioritas utama agar banjir dapat diminimalisir.

Kemiskinan dan Pengangguran

Kemiskinan di Kota Jambi menunjukkan tren menurun. Pada 2022, angka kemiskinan berada di angka 8,33%, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Namun, masih ada 6.342 warga yang tergolong miskin ekstrem pada 2023.

Penyebab utama kemiskinan antara lain rendahnya pendidikan, keterampilan, dan akses pekerjaan. Pemerintah perlu menerapkan program bantuan sosial yang tepat sasaran, seperti BLT, modal usaha, dan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.

Selain itu, tingkat pengangguran di Kota Jambi masih tergolong tinggi. Pada 2022, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 8,95%, tertinggi di Provinsi Jambi. Sebagian besar pengangguran berasal dari lulusan SMA/SMK ke atas. Oleh karena itu, pengembangan industri kreatif dan UMKM sangat diperlukan untuk menyerap tenaga kerja.

Kemacetan dan Infrastruktur Kota

Peningkatan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur memicu kemacetan di Kota Jambi. Pada 2023, terdapat lebih dari 960 ribu kendaraan bermotor di kota ini. Dengan rasio volume kendaraan terhadap kapasitas jalan yang mendekati angka kritis, solusi seperti pelebaran jalan, penertiban parkir liar, serta pengelolaan lalu lintas yang lebih baik harus segera diterapkan.

Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur juga penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Aksesibilitas yang baik akan mendorong investasi dan mempermudah mobilitas masyarakat.

Masa Depan Kota Jambi

Dengan berbagai tantangan yang ada, Walikota Jambi dan Wakil Walikota Jambi harus memiliki visi yang jelas dan kepemimpinan yang kuat. Sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjadikan Kota Jambi lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing tinggi di regional Sumatera.

Exit mobile version