Acep Sopandi adalah seorang pendamping desa dan pegiat pembangunan pedesaan yang memiliki komitmen tinggi dalam membangun sumber daya manusia (SDM) dan sektor pertanian di desa. Ia lahir di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada 24 Februari 1983, dari keluarga sederhana yang kemudian hijrah ke wilayah transmigrasi di Kabupaten Bungo, tepatnya di Desa Lembah Kuamang, Pelepat Ilir.
Daftar Isi
Latar Belakang dan Pendidikan
Acep Sopandi dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan keterbatasan ekonomi. Sejak kecil, ia dikenal sebagai anak yang rajin dan disiplin. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 366/Kuamang Kuning II, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Pelepat Ilir dan SMA Negeri 1 Pelepat Ilir. Setelah lulus SMA pada tahun 2001, ia sempat mondok di Pesantren Qiroatussab’ah Kudang, Garut, sebelum merantau ke Jakarta untuk mencari pengalaman hidup dengan berjualan buku.
Pada tahun 2003, Acep kembali ke Pelepat Ilir dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian, yang kini dikenal sebagai Universitas Muara Bungo. Sebagai mahasiswa, ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan, termasuk Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia meraih gelar Sarjana Pertanian pada tahun 2009 dan kemudian melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Andalas, Sumatera Barat, hingga meraih gelar Magister Agronomi pada tahun 2019.
Perjalanan Karier sebagai Pendamping Desa
Sejak tahun 2010, Acep Sopandi aktif sebagai pendamping desa dan telah berkontribusi dalam berbagai program pembangunan pedesaan, seperti:
- 2010-2011: Pengembangan Lembaga Ekonomi di UPT Bina Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bathin III Ulu dan UPT Baru Pelepat II.
- 2012-2013: Program Pendampingan Kewirausahaan di KTM Bathin III Ulu.
- 2014-2015: Program Pengabdian kepada Masyarakat di Kabupaten Bungo.
- 2016: Forum Kewaspadaan Masyarakat (FKDM).
- 2017-2024: Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) di Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo.
Dalam perjalanannya, Acep menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam membangun SDM desa yang memiliki komitmen dan kepemimpinan yang kuat. Menurutnya, membangun desa tidak hanya membutuhkan sumber daya alam yang memadai tetapi juga kepemimpinan yang solid dari kepala desa.
Tantangan dan Strategi Membangun Desa
Berdasarkan pengalamannya lebih dari satu dekade mendampingi desa, Acep menyadari bahwa membangun desa bukan sekadar soal infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat desa dapat diberdayakan dan memiliki mentalitas kemandirian. Tantangan yang ia hadapi mencakup:
- Kurangnya Kesadaran SDM – Banyak masyarakat desa yang masih kurang memiliki pemahaman akan pentingnya pembangunan jangka panjang.
- Minimnya Komitmen Pemerintahan Desa – Tidak semua kepala desa memiliki visi yang sama untuk membangun desa secara berkelanjutan.
- Keterbatasan Infrastruktur Pendukung – Akses jalan, teknologi, dan komunikasi masih menjadi kendala utama di banyak desa.
Untuk mengatasi tantangan ini, Acep sering mengadakan pelatihan dan workshop bagi aparatur desa serta masyarakat umum guna meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemberdayaan ekonomi berbasis desa.
Baca Juga
Fokus pada Pertanian sebagai Solusi Ekonomi Desa
Sebagai lulusan Agronomi, Acep Sopandi sangat menaruh perhatian pada sektor pertanian, khususnya hortikultura atau budidaya sayur-mayur. Ia melihat bahwa sektor ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan ekonomi masyarakat desa, baik sebagai pekerjaan utama maupun sampingan. Sayangnya, menurutnya, sektor hortikultura di banyak desa masih belum dikembangkan secara optimal.
Acep menekankan pentingnya inovasi pertanian dalam pengelolaan hasil bumi desa. Beberapa langkah yang ia rekomendasikan untuk meningkatkan sektor pertanian desa meliputi:
- Penerapan sistem pertanian organik untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing di pasar.
- Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti irigasi tetes dan hidroponik, guna meningkatkan efisiensi produksi.
- Mendorong terbentuknya kelompok tani mandiri yang dapat mengelola dan mengembangkan usaha pertanian secara kolektif.
Peran Aktif dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
Acep Sopandi tidak hanya aktif dalam mendampingi desa tetapi juga sering menjadi pembicara dalam berbagai seminar dan pelatihan tentang pembangunan desa. Ia mengajak masyarakat untuk lebih aktif berperan dalam mengembangkan ekonomi desa dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Salah satu program unggulan yang ia inisiasi adalah pengembangan ekonomi berbasis komunitas, di mana masyarakat desa diajak untuk memanfaatkan sumber daya lokal dalam menciptakan produk unggulan desa. Program ini telah berjalan di beberapa desa di Kabupaten Bungo dan Tebo, dengan hasil yang cukup menggembirakan.
Penghargaan dan Posisi Saat Ini
Atas dedikasinya, Acep Sopandi pernah meraih peringkat III dalam Pemilihan TPP Inspiratif tahun 2022 untuk kategori pendamping desa di wilayah barat. Saat ini, ia menjabat sebagai Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Tebo, setelah sebelumnya bertugas sebagai pendamping desa tingkat kecamatan.
Acep terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui inovasi di sektor ekonomi dan pertanian. Ia percaya bahwa pembangunan desa yang berkelanjutan dapat terwujud dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pendamping desa.
Sumber dan Referensi
- Website Resmi Pemerintah Kabupaten Tebo, https://tebokab.go.id/
- Google Scholar Acep Sopandi, https://scholar.google.com/citations?user=lxTuYJsAAAAJ&hl=id
(Ang/*****)