Site icon Nusa Daily

Deflasi Ringan: Ekonomi RI Tetap Tangguh!

JAKARTA, NUSADAILY.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kabar positif bagi perekonomian nasional. Pada Agustus 2025, Indonesia mengalami deflasi ringan sebesar 0,08 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) turun tipis dari 108,60 pada Juli menjadi 108,51. Meski harga sejumlah komoditas mereda, inflasi tahunan tetap terjaga di 2,31 persen, dan inflasi sepanjang tahun berjalan berada di 1,60 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi, terutama dari tomat dan cabai rawit. Penurunan tarif angkutan udara dan harga bensin turut memperkuat deflasi. Namun, bawang merah dan beras masih memberikan dorongan inflasi meskipun kecil.

Di sisi perdagangan, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus USD 4,17 miliar pada Juli 2025. Surplus ini memperpanjang rekor beruntun selama 63 bulan sejak Mei 2020, menegaskan daya saing ekspor nasional. Surplus terbesar berasal dari komoditas non-migas senilai USD 5,75 miliar, sementara sektor migas masih defisit USD 1,58 miliar.

Secara kumulatif Januari–Juli 2025, Indonesia mengantongi surplus perdagangan USD 23,65 miliar, dengan dukungan kuat dari komoditas non-migas senilai USD 34,06 miliar. Nilai impor selama periode yang sama naik 3,41 persen menjadi USD 136,5 miliar, terutama pada barang modal (melonjak 20,56 persen) dan bahan baku penolong, mencerminkan geliat investasi dan produksi di dalam negeri.

Ekspor non-migas juga tumbuh pesat 9,55 persen menjadi USD 152,20 miliar, dengan industri pengolahan sebagai motor utama berkat kontribusi 12,81 persen. Produk unggulan ekspor meliputi minyak kelapa sawit, logam dasar non-besi, bahan kimia organik hasil pertanian, perhiasan dan barang berharga, hingga semikonduktor dan elektronik lainnya.

Kombinasi deflasi ringan, surplus perdagangan yang konsisten, serta lonjakan impor barang modal menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh. Pemerintah diharapkan dapat menjaga momentum positif ini melalui kebijakan yang mendorong stabilitas harga, penguatan daya beli, dan peningkatan kapasitas industri nasional.

Dengan tren ekspor yang solid dan investasi yang tumbuh, perekonomian Indonesia berpeluang tetap tumbuh sehat di tengah ketidakpastian global. Tantangan beru.

Jurnalis: Pras/*
Diolah oleh: Redaksi / nusadaily.id

Exit mobile version