Bungo, NusaDaily.id – Polres Bungo semakin intensif dalam memberantas aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Kabupaten Bungo. Dalam upaya mewujudkan program “Bungo Zero PETI,” aparat kepolisian kembali melakukan operasi penertiban di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang pada Jumat, 21 Februari 2025. Dalam operasi ini, sebanyak 11 unit PETI emas jenis lobang tikus dimusnahkan dengan cara dibakar.
Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, menegaskan bahwa pemberantasan tambang ilegal di Kabupaten Bungo akan dilakukan secara tegas dan berkelanjutan. “Kami berkomitmen untuk terus menindak pertambangan ilegal tanpa pandang bulu. Ini adalah langkah besar menuju Kabupaten Bungo bebas PETI,” ujar AKBP Natalena.
Baca Juga: Kapolres Bungo Tegas Berantas PETI Emas, Menuju Zero Pertambangan Ilegal
Serangkaian Operasi Pemberantasan PETI
Upaya pemberantasan PETI di Kabupaten Bungo bukanlah tindakan spontan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang. Dimulai sejak 5 September 2024, Polres Bungo menggelar dialog bersama Dandim 0416/BUTE Letkol (Inf) Arief Widyanto di sebuah stasiun televisi swasta di Bungo. Dalam diskusi tersebut, mereka menegaskan tekad untuk menertibkan pertambangan emas ilegal yang merusak lingkungan dan membahayakan masyarakat.
Langkah konkret berikutnya terjadi pada 19 Februari 2025, ketika Polres Bungo melakukan operasi di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Rimbo Tengah. Hasilnya, sebanyak 22 unit rakit PETI emas dimusnahkan. Selang dua hari kemudian, operasi berlanjut ke Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang dengan hasil pemusnahan 11 unit rakit PETI jenis lobang tikus.
Kasat Samapta Polres Bungo, AKP Yan Efendi Pasaribu, menegaskan bahwa operasi ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan. “Kami tidak akan berhenti hingga Kabupaten Bungo benar-benar bersih dari pertambangan ilegal. Ini adalah langkah serius untuk menjaga lingkungan dan melindungi masyarakat dari dampak negatif PETI,” ungkapnya.
Dampak PETI Terhadap Lingkungan dan Ekonomi Lokal
PETI merupakan ancaman besar bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat. Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan sianida dapat mencemari air sungai, merusak ekosistem, serta membahayakan kesehatan manusia. Selain itu, aktivitas pertambangan ilegal sering kali menyebabkan konflik sosial dan ketimpangan ekonomi di masyarakat.
Dengan diberantasnya PETI di Kabupaten Bungo, diharapkan lingkungan kembali pulih dan masyarakat dapat beralih ke sumber penghidupan yang lebih berkelanjutan. Pemerintah setempat juga berencana mengembangkan program pemberdayaan ekonomi bagi mantan pekerja PETI agar mereka dapat beralih ke sektor lain, seperti pertanian dan industri kreatif.
Profil Kapolres Bungo: Pemimpin dengan Visi Teknologi dan Keamanan
Di balik keberhasilan operasi pemberantasan PETI ini, sosok AKBP Natalena Eko Cahyono memainkan peran kunci. Kapolres yang dikenal tegas ini memiliki latar belakang di bidang Teknologi Informasi dan Keamanan.
Kariernya dimulai pada tahun 1997 sebagai Bripda di BA Senkom Diskomlek Polri. Seiring waktu, ia menempati berbagai posisi strategis, termasuk di bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi di Polda Jambi pada tahun 2002. Pada 2004, ia mendapatkan promosi sebagai Perwira Pertama dengan pangkat Ipda, lalu terus naik pangkat hingga mencapai AKBP pada tahun 2022.
Sebagai seorang pemimpin yang memahami teknologi, AKBP Natalena Eko Cahyono pernah menggagas sistem informasi berbasis aplikasi untuk meningkatkan transparansi dan komunikasi antara kepolisian dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya berfokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada inovasi dalam pelayanan publik.
Masa Depan Kabupaten Bungo Tanpa PETI
Dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan Polres Bungo, target “Zero PETI” semakin nyata. Komitmen yang kuat dari aparat kepolisian, dukungan masyarakat, serta kebijakan pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat proses pemberantasan tambang ilegal di wilayah ini.
Pemberantasan PETI bukan hanya tentang penegakan hukum, tetapi juga upaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan ekonomi yang lebih stabil bagi masyarakat Kabupaten Bungo. Dengan adanya solusi alternatif bagi pekerja PETI, diharapkan perubahan yang terjadi dapat berkelanjutan dan membawa manfaat jangka panjang bagi semua pihak.