JAKARTA, NUSADAILY.ID – Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mengusulkan agar bantuan pangan periode Oktober–November 2025 tidak hanya berupa beras 10 kilogram, tetapi juga ditambah dua liter minyak goreng. Usulan ini langsung disetujui pemerintah sebagai bagian dari Paket Stimulus Ekonomi 2025 senilai Rp 16,23 triliun, Minggu (20/09/2025).
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah, menilai tambahan minyak goreng penting untuk menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan miskin. “Dengan total stimulus Rp 16,23 triliun dan adanya tambahan minyak goreng, kita berharap masyarakat lebih terbantu dalam memenuhi kebutuhan pokok,” ujarnya di Jakarta, Kamis (18/9).
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pemerintah siap menindaklanjuti usulan tersebut. Menurutnya, penambahan bantuan pangan ini akan memperkuat efektivitas stimulus, selain delapan program akselerasi ekonomi yang berjalan pada 2025, empat program lanjutan di 2026, dan lima program andalan penciptaan lapangan kerja.
Untuk penyaluran di daerah, pemerintah menugaskan Perum Bulog bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebagai penyalur beras dan minyak goreng dari gudang ke titik distribusi. Selanjutnya, Kementerian Sosial melalui program bantuan pangan dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota akan memastikan distribusi tepat sasaran menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Di lapangan, pemerintah desa, kelurahan, serta pendamping sosial ikut mengawal pendataan dan pembagian kepada keluarga penerima manfaat. Bila bantuan diberikan dalam bentuk non-tunai atau voucher, penyaluran dilakukan lewat jaringan Bank Himbara (BRI, BNI, Mandiri, BTN) dan Kantor Pos.
Dengan pola penyaluran ini, diharapkan masyarakat di daerah, terutama kelompok miskin dan rentan, dapat segera merasakan manfaat bantuan. Stimulus pangan menjadi salah satu strategi pemerintah menjaga daya beli masyarakat sekaligus menggerakkan roda perekonomian nasional dari pusat hingga daerah.
Jurnalis: Bone Baratama/*
Disusun oleh: Redaksi / nusadaily.id