JAKARTA, NUSADAILY.ID – Pemerintah mendorong kolaborasi antara operator SPBU swasta dan PT Pertamina Patra Niaga untuk mengatasi kelangkaan BBM non-subsidi yang dialami oleh Shell Indonesia dan BP-AKR dalam sepekan terakhir. Langkah ini diambil setelah kedua perusahaan melaporkan gangguan pasokan yang menyebabkan antrean di sejumlah SPBU mereka di wilayah Jabodetabek, Sabtu (20/09/2025)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah telah menyetujui tambahan kuota impor BBM sebesar 10% untuk operator swasta. “Namun apabila kebutuhan melebihi alokasi, solusi terbaik adalah melalui kerja sama dengan Pertamina sebagai representasi negara,” tegas Bahlil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengungkapkan bahwa lonjakan permintaan yang melampaui proyeksi menjadi penyebab utama kelangkaan. “Kami telah menerima laporan resmi dari kedua perusahaan dan sedang mengkaji peningkatan konsumsi BBM RON 90 dan 92 di SPBU swasta,” ujarnya.
Untuk mendukung kolaborasi ini, Kementerian ESDM akan segera mengirimkan surat resmi kepada Pertamina Patra Niaga yang berisi spesifikasi teknis BBM yang digunakan operator swasta. “Sinkronisasi spesifikasi ini diperlukan untuk memastikan keselarasan mutu sebelum penyaluran dilakukan,” jelas Tutuka.
PT Shell Indonesia melalui Direktur Operasi Adiatma Sardjito menyambut baik kebijakan pemerintah. “Kami siap berkolaborasi dengan semua pihak untuk menjaga stabilitas pasokan,” katanya. Sementara itu, Corporate Secretary BP-AKR Winarto menyatakan pihaknya sedang berkoordinasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan.
Pertamina melalui Unit Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengkonfirmasi kesiapan support pasokan. “Sepanjang spesifikasinya sesuai dan ada kesepakatan, kami siap membantu kelancaran distribusi BBM,” ucap Irto.
Analis energi dari Gajah Mada Energy Research Center Filda Yusgiantoro menilai kolaborasi ini sebagai solusi jangka pendek yang tepat. “Ini menunjukkan fleksibilitas menghadapi gejolak pasar, though evaluasi menyeluruh sistem logistik BBM nasional tetap diperlukan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, kelangkaan belum terjadi di SPBU Pertamina. Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan panic buying dan memantau informasi melalui saluran resmi.
TIM Redaksi*
Disusun oleh: Redaksi / nusadaily.id