BUNGO, NUSADAILY.ID – Banjir besar dan tanah longsoryang melandaAceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025 telah berkembang menjadi salah satu krisis kemanusiaan terparah di Sumatera dalam beberapa dekade terakhir. Curah hujan ekstrem, yang dipicu oleh penguatan sistem monsun dan aktivitas sirkulasi cuaca siklonik, menghantam wilayah-wilayah padat penduduk, merusak infrastruktur vital, memutus jalur transportasi utama, serta menenggelamkan ratusan ribu rumah dan lahan produktif.
Pemerintah pusat dan daerah terus memperpanjang status darurat bencana, dengan otoritas kebencanaan memperkirakan respons kemanusiaan akan berlangsung setidaknya hingga paruh akhir Desember 2025, seiring masih tingginya risiko hujan susulan dan longsor lanjutan.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 16 Desember 2025 menunjukkan skala kerusakan yang masif. Sebanyak 1.053 orang dilaporkan meninggal dunia, lebih dari 7.000 korban mengalami luka-luka, sementara sekitar 200 orang masih dinyatakan hilang di tiga provinsi terdampak. Ribuan fasilitas publik, mulai dari rumah sakit, sekolah, jembatan hingga jaringan air bersih, mengalami kerusakan berat, memperparah kondisi pengungsian dan memperlambat distribusi bantuan.
Bencana ini menempatkan Indonesia kembali pada daftar negara dengan kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, di tengah meningkatnya intensitas cuaca ekstrem. Media internasional dan lembaga iklim global menyoroti peristiwa ini sebagai bagian dari pola yang lebih luas, di mana perubahan iklim memperbesar frekuensi dan dampak hujan ekstrem di kawasan tropis.
Di Kabupaten Bungo, respons solidaritas masyarakat terus mengalir. DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bungo telah mengoperasikan Posko Bantuan Bencana Sumatera di kawasan Pasar Atas (Pasar Bungur) KM.0 selama hampir sepekan terakhir.
“Kita berduka bersama saudara-saudara kita di Sumatera,” ujar Ir. Rindang Siahaan, (17/12/2025) Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bungo sekaligus Anggota Komisi I DPRD Bungo, saat ditemui di lokasi posko. “Jumlah korban tewas telah melampaui seribu jiwa dan ribuan lainnya terluka. Ini adalah tragedi kemanusiaan berskala besar yang menuntut kerja sama lintas sektor, lintas daerah, dan dukungan penuh dari masyarakat.”
Ia menambahkan, keberadaan posko tersebut menjadi titik konsolidasi bantuan logistik dan kemanusiaan dari berbagai elemen masyarakat. “Tidak terasa hampir satu pekan kami membuka Posko Bantuan Bencana Sumatera di Pasar Atas KM.0, Bungo. Kami menyampaikan terima kasih atas peran dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga posko yang didirikan DPC PDI Perjuangan ini dapat berfungsi secara optimal bagi para korban bencana,” tutupnya.
Redaksi nusadaily.id*
