Site icon Nusa Daily

Rindang Siahaan: Politisi PDI Perjuangan yang Mengakar, Menyemai Pemikiran Kerakyatan dari Warung Kopi hingga Gedung DPRD Bungo

NUSADAILY.ID – Nama Rindang Sarmelin Siahaan barangkali belum lama menghiasi panggung politik Bungo, namun sepak terjangnya kini sangat wajar mendapatkan perhatian. Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini resmi dilantik menjadi Anggota DPRD Kabupaten Bungo pada 30 Agustus 2024, membawa semangat baru dan gaya kepemimpinan yang membumi.

Pria kelahiran Sumatera Utara, yang kini berusia sekitar 56 tahun, merupakan lulusan Universitas Methodist Indonesia, Medan, dengan gelar Sarjana Teknik (Ir.) yang diperolehnya pada tahun 1985. Ia kini menetap di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, bersama istri dan anak-anaknya. Di tanah rantau inilah, Rindang mengabdikan diri dan menanamkan akar pengabdiannya bagi masyarakat Bungo.

Dari Kader ke Kursi DPRD Bungo: Mengalahkan Petahana

Yang membuat kisah Rindang menarik bukan hanya karena kiprahnya di parlemen, melainkan perjalanan politiknya yang terbilang fenomenal. Selama lebih dari tiga tahun, Rindang meniti karier sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di tingkat DPC. Dalam Pemilu 2024, ia mencatatkan kejutan besar: mengalahkan petahana dari partainya sendiri di daerah pemilihan (Dapil) 1, yang meliputi Kecamatan Pasar Muara Bungo, Bathin II Babeko, Bathin III, dan Rimbo Tengah.

Dengan perolehan 1.552 suara, Rindang berhasil menyalip Gusriyandi Rifa’i, yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan sekaligus anggota DPRD petahana. Pencapaian ini bukan sekadar angka, tetapi simbol perubahan arah politik di Dapil 1 Bungo.

Dari Warung Kopi ke Hati Rakyat

Jika Anda berkeliling ke warung kopi di Bungo, hampir semua mengenal nama Rindang Siahaan. Ia bukan tipe politisi yang berjarak, melainkan sosok yang dekat dengan denyut kehidupan masyarakat, hadir dalam obrolan ringan di sudut-sudut warung kopi, mendengar langsung cerita dan obrolan politik dan ekonomi dari masyarakat.

“Dari situlah saya belajar, bahwa politik itu bukan sekadar jabatan, tapi cara untuk memahami orang lain,” ujarnya dengan warna suaranya yang khas kepada nusadaily.id yang diwawancarai baru-baru ini.

Kehadirannya yang hangat dan rendah hati membuat Rindang diterima lintas etnis dan agama. Padahal, di Dapil 1, jumlah pemilih asal etnis Batak sangat kecil, tetapi ia justru memenangkan hati mayoritas. Fakta ini memperlihatkan dua hal; strategi komunikasi politiknya yang efektif dan keterbukaan masyarakat Bungo dalam menilai figur, bukan suku atau latar belakang.

Mengakar dalam Perjuangan, Membumi untuk Rakyat

Tak berhenti sebagai anggota legislatif, Rindang kini disebut-sebut sebagai salah satu nama kuat calon Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bungo. Isu ini mencuat setelah rapat pleno DPC dan PAC PDI Perjuangan digelar di Sekretariat DPC pada 2 September 2025.

Dukungan terhadapnya tak datang secara tiba-tiba. Bagi banyak pihak, Rindang dinilai memiliki gaya kepemimpinan yang merakyat, jujur, dan konsisten memperjuangkan isu-isu publik.

Dalam perbincangan bersama nusadaily.id, Rindang menegaskan komitmennya sebagai wakil rakyat bukan hanya untuk berbicara di forum DPRD, melainkan mewariskan produk hukum yang bermanfaat luas bagi masyarakat.

Berjuang Lewat Regulasi

Salah satu fokus utama Rindang di DPRD adalah mendorong Peraturan Daerah (Perda) yang berpihak pada masyarakat kecil. Ia menyebut tengah mengawal inisiatif penting, seperti Perda Afirmasi Disabilitas, yang menjamin kesetaraan dan akses bagi penyandang disabilitas. Perda Kesehatan, untuk memastikan layanan kesehatan yang merata dan bermutu bagi masyarakat daerah, dan Perda Ketenagakerjaan, guna melindungi tenaga kerja lokal dan meningkatkan kesejahteraan pekerja di Kabupaten Bungo.

“Perda bukan hanya dokumen hukum,” katanya, “tetapi warisan nyata bagi rakyat yang juga bisa di rasakan oleh keluarga saya yang juga bagian dari rakyat. Sesuatu yang akan terus hidup bahkan setelah masa jabatan kita berakhir, karena saya pun suatu saat juga kembali menjadi rakyat” jelasnya sambil tertawa kecil.

Menutup Jarak antara Politisi dan Rakyat

Rindang Siahaan bukan politisi yang hidup di menara gading. Ia hadir di tengah masyarakat dengan caranya sendiri, melalui obrolan santai, pendampingan sosial, dan semangat kerja yang konsisten. Dari warung kopi hingga ruang rapat DPRD, sosoknya mencerminkan bahwa politik yang membumi masih mungkin hidup di daerah.

Dan mungkin, dari sosok seperti inilah kita belajar bahwa akar kepercayaan rakyat tumbuh dari kesederhanaan, kejujuran, dan komitmen untuk mendengar.

Redaksi nusadaily.id/*

Exit mobile version