Rupiah Tertekan, IHSG Ikut Terseret: Pasar Khawatir Iklim Investasi

Posted on

BUNGO, NUSADAILY.ID – Nilai tukar rupiah kembali harus menerima kenyataan pahit. Hingga perdagangan tengah hari, Jumat (25/9), rupiah berada di level Rp16.741 per dolar AS. Angka ini lebih lemah dibanding penutupan kemarin di Rp16.685 per dolar AS, sekaligus menjadi level terburuk sejak 28 April 2025, Jumat (26/09/2025).

Sejak pagi, rupiah memang sudah menunjukkan tren melemah. Dibuka di posisi Rp16.690 per dolar AS, rupiah sempat terperosok hingga Rp16.755 per dolar AS sebelum sedikit terkoreksi. Tekanan ini tak hanya dirasakan mata uang, tapi juga merembet ke pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menguat, berbalik arah turun 0,62% di sesi I ke level 8.075.

Ekonom UOB Kay Hian, Surya Wijaksana, menilai pelemahan rupiah erat kaitannya dengan iklim investasi yang belum kondusif. “Banyak perubahan kebijakan membuat investor wait and see. Ditambah lagi, spread suku bunga dengan Amerika Serikat yang makin kecil,” jelasnya.

Nada serupa disampaikan Wisnubroto, Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Menurutnya, pelaku pasar juga cemas pada arah kebijakan fiskal Menteri Keuangan baru yang dianggap terlalu agresif. “Pasar menilai kehati-hatian fiskal mulai berkurang. Tekanan itu tercermin dari naiknya Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia,” ujarnya.

Dengan pelemahan rupiah yang terus berlanjut dan indeks saham ikut terseret, pasar tampaknya masih menunggu kepastian arah kebijakan ekonomi pemerintah agar sentimen bisa kembali pulih.

Jurnalis: Pras 88/*
Disusun oleh: Redaksi nusadaily.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *